SIFAT KOAGULATIF LARUTAN - KESIMPULAN



C.      Alat, Bahan, dan Cara Kerja
1.    Alat
a.    Tabung reaksi
b.    Waterbath
c.    Termometer
d.   Penjepit
e.    Kompor
f.     Rak tabung reaksi
2.    Bahan
a.    Urea         = 5 gr
b.    Aquades  = 21,5 ml
3.    Cara Kerja
a.    Menimbang 5 gr urea, melarutkan ke dalam 5 ml aquades dan diaduk pada tabung raksi
b.    Menentukan titik didih larutan dan pelarut dengan pemanasan dalam waterbath dengan suhu 75oC
c.    Mengukur perubahan suhu larutan setiap 5 menit selama 15 menit
d.   Menentukan peubahan titik didih dan BM urea




D.       Hasil dan Analisis Hasil Pengamatan
1.         Hasil Pengamatan
Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Kenaikan Titik Didih Pelarut danTitik Didih Larutan
Waktu (menit)
Titik Didih Larutan (°C) urea
Titik Didih Pelarut (°C) air
0
30
39
5
70
62
10
72
65
15
75
68
Sumber : Laporan Sementara
2.         Analisis Hasil Pengamatan













E.      Pembahasan dan Kesimpulan
1.    Pembahasan
Sifat koligatif larutan adalah sifat yang hanya tergantung pada jumlah partikel zat terlarut dan tidak tergantung pada macam atau jenis zat terlarut. Praktikum kali ini membahas titik didih larutan yang merupakan salah satu dari sifat koligatif larutan. Titik didih  suatu larutan dapat lebih rendah dari titik didih pelarutnya dan dapat pula lebih tinggi dari pelarutnya, hal ini tergantung pada mudah tidaknya zat terlarut itu menguap dibandingkan zat pelarutnya.
Percobaan 5 gr yang dilarutkan dalam 21,5 ml aquades, dan kemudian ditentukan titik didih larutan dan pelarut, dalam percobaan dapat dilihat semakin lama waktu pemanasan maka semakin tinggi suhunya. Penentuan titik didih larutan perlu diketahui suhu konstannya dari kedua larutan ini.
Perubahan titik didih dapat diketahui dengan pengurangan  titik didih larutan oleh titik didih pelarut (ΔTb = Tb Larutan – Tb Pelarut). Percobaan didapatkan titik didih larutan tertinggi adalah 75 yang terjadi pada menit 15, 20, 25, 30, yang juga merupakan suhu konstan pada titik didih larutan. Titik didih pelarut adalah 68 , juga terjadi pada menit yang sama dengan titik didih larutan yaitu menit 15, 20, 25, 30, dan juga merupakan suhu konstan pada titik didih pelarut, setelah dilakukan penghitungan dengan cara mengurangi titik didih larutan dengan titik didih pelarut maka didapatkan hasil perubahan titik didih yang terjadi adalah 7.
2.    Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
a.    Penambahan suatu zat terlarut pada suatu pelarut akan mengakibatkan kenaikan titik didih larutan tersebut.
b.    Kenaikan titik didih berbanding lurus dengan BM urea, jika kenaikan titik didih makin besar maka BM urea juga semakin besar dan sebaliknya.
c.    Besarnya titik didih larutan adalah 75oC dan titik didih pelarut 68 oC sehingga didapatkan kenaikan titik didih sebesar 7 oC
d.   Besar BM urea adalah 17,27 gram/mol
e.    Kenaikan titik didih (ΔTd) yang diperoleh sebesar 7 oC


Daftar Pustaka
Anonim. 2007. Pembuatan Larutan dan Standarisasinya. PT. Cahaya Bangsa. Bandung
Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar. Jakarta : Erlangga
Ratna, Aliah. 2009. Sifat Koligatif Larutan. www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-smk/kelas_x/sifat-koligatif-larutan, Diakses pada 17 Desember 2011 pukul 19.20 WIB
Ryan, Lawrie.2001.Chemistry For You.London:Nelson Thornes.
Suroso,A.Y.2000.Ensiklopedia sains dan kehidupan.Jakarta:Tarity Samudra Berlian



LAPORAN SIFAT KOAGULATIF LARUTAN - PENDAHULUAN



 SIFAT KOLIGATIF LARUTAN
A.      Pendahuluan
1.    Latar Belakang
Larutan merupakan sistem homogen yang terdiri atas dua atau lebih zat, terdiri dari pelarut dan zat terlarut. Larutan gula, jumlah gula sebagai zat terlarut lebih sedikit daripada jumlah air sebagai pelarut. Kelarutan zat terlarut dalam pelarut pada sistem stabil adalah jumlah maksimum zat terlarut yang dapat larut dalam sejumlah pelarut pada suhu tertentu. Banyaknya zat terlarut dalam  pelarut dengan volume tertentu disebut konsentrasi.
Berdasarkan sifat listriknya larutan, zat yang larut dalam air digolongkan dalam dua kelompok besar yaitu zat elektrolit dan zat nonelektrolit. Larutan elektrolit dapat menghantarkan listrik, misalnya larutan garam. Sedangkan larutan nonelektrolit tidak dapat menghantarkam listrik, misalnya larutan gula.
Seperti yang dikemukakan diatas bahwa sifat koligatif larutan bergantung dari banyaknya partikel zat terlarut dalam larutan. Atas dasar itulah sifat koligatif dibedakan menjadi dua macam, yaitu sifat koligatif elektrolit dan sifat koligatif nonelektrolit. Hal itu disebabkan zat terlarut pada larutan elektrolit bertambah jumlahnya karena terurai  menjadi ion-ion, sedangkan zat terlarut pada larutan nonelektrolit jumlahnya tetap karena tidak terurai menjadi ion-ion.
Konsentrasi larutan menyatakan secara kuantitatif komposisi zat terlarut dan pelarut di dalam larutan. Konsentrasi umumnya dinyatakan dalam perbandingan jumlah zat terlarut dengan jumlah total zat dalam larutan, atau dalam perbandingan jumlah zat terlarut dengan jumlah pelarut. Contoh beberapa satuan konsentrasi adalah molar, molal, dan bagian per juta (part per million, ppm). Secara kualitatif, komposisi larutan dapat dinyatakan sebagai encer (berkonsentrasi rendah) atau pekat (berkonsentrasi tinggi).
Sifat yang dibahas dalam praktikum hanyalah kenaikan titik didih saja. Suatu zat pelarut dimasukkan zat lain yang tidak mudah menguap (non volatil), maka tenaga bebas pelarut tersebut akan turun. Penurunan tenaga bebas ini akan menurunkan hasrat zat pelarut untuk menjadi fase uapnya, sehingga tekanan uap pelarut dalam larutan akan lebih rendah jika dibandingkan dengan tekanan uap pelarut dalam keadaan murni. Larutan dibanding titik didih pelarut murni dalam keberadaan zat terlarut non volatil. Besar nilai kenaikan titik didih ini dapat digunakan sebagai dasar untuk menentukan berat molekul zat non volatil yang terlarut.
2.    Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum acara IVSifat Koligatif Larutan sebagai
berikut :
a.         Menentukan titik didih larutan
b.         Menentukan BM zat non volatile
3.    Waktu dan Tempat
Praktikum acara IVSifat Koligatif Larutan ini dilaksanakan pada hari ...... tanggal bulan tahun pukul ................ WIB di .........................................................



B.       Tinjauan Pustaka
Larutan merupakan campuran karena terdiri dari dua bahan dan disebut homogen karena sifat-sifatnya sama disebuah cairan. Karena larutan adalah campuran molekul biasanya molekul-molekul pelarut agak berjauhan dalam larutan bila dibandingkan dalam larutan murni. Gaya tarik inter molekul tidak sejenis menyebabkan pelepasan energi dan entalpi menurun. Lerutan pada dasarnya adalah campuran homogen, dapat berupa gas, zat cair maupun padatan. Menyebabkan komponen-komponen dalam larutan saja tidak cukup memberikan larutan secara lengkap. Banyak cara untuk memberikan konsentrasi larutan yang semuanya menyatakan kuantitas zat terlarut dalam kuantitas pelarut atau larutan (Anonim, 2007).
Jika suatu zat dipanaskan, pertikel-partikel zat tersebut menyerap energi kalor. Pada suhu yang ebih tinggi molekul bergerak lebih cepat sehingga energi kinetiknya bertambah. Peningkatan energi kinetik menyebabkan kompleks teraktivasi lebih cepat terbentuk, karena energi aktivasi mudah terlampaui, dengan dewnikian reaksi berlangsung lebih cepat (Suroso,2002).
Cara untuk mempercepat laju rekaksi ada 2 cara yang dapat dilakukan yaitu memperbesar energi kinetik suatu molekul atau menurunkan harga Ea. Kedua cara itu bertujuan agar molekul-molekul semakin banyak memiliki energi yang sama atau lebih dari energi aktivasi sehingga tumbukan yang terjadi semakin banyak (Ryan, 2001).
Banyaknya partikel dalam larutan ditentukan oleh konsentrasi larutan dan sifat larutan itu sendiri. Jumlah partikel dalam larutan non elektrolit tidak sama dengan jumlah partikel dalam larutan elektrolit, walaupun konsentrasi keduanya sama. Hal ini dikarenakan larutan elektarolit terurai menjadi ion-ionnya, sedangkan larutan non elektrolit tidak terurai menjadi ion-ion. Setiap  suhu,  zat  cair  selalu  mempunyai  tekanan tertentu. Penambahan suatu zat ke dalam zat cair menyebabkan penurunan tekanan uapnya (Ratna, 2009).
Beberapa sifat penting larutan bergantung pada banyaknya zat terlarut dalam larutan dan tidak bergantung pada jenis partikel zat terlarut. Sifat-sifat ini disebut sifat koligatif sebab sifat-sifat tersebut memiliki sumber yang sama, dengan kata lain, semua sifat tersebut bergantung pada banyaknya partikel zat yang ada, apakah partikel-partikel tersebut atom, ion atau molekul. Sifat koligatif larutan ialah penurunan titik uap, kenaikan titik didih, penurunan titik beku, dan tekanan osmotik (Chang, 2004).

LAPORAN SPEKTROFOTOKOPI PEMBUATAN KADAR PROTEIN - HASIL



C.      Alat, Bahan, dan Cara Kerja

1.    Alat
a.    Gelas ukur
b.    Labu takar
c.    Erlenmeyer
d.   2 Pipet
e.    Corong
2.    Bahan
a.    Larutan HCL
b.    Larutan Borax     ( 0,4 gr )
c.    Larutan Na2CO3( 0,75gr )
d.   Akuades
e.    Indikator MO (Methly Orange)
3.    Cara Kerja
a.    Menyediakan 2 tabung reaksi
b.    Mengisi sampel pada tabung I dan II sebanyak 1ml
c.    Menambahkan 1ml reagen D dan  7ml aquades kemudian dikocok dan diinkubasikan selama 15 menit
d.   Menambahkan 1ml reagen E kemudian dikocok dan diinkubasikan selama 15 meni
e.    Mengamati perubahan yang terjadi
f.     Mengukur dengan menggunakan spektrofotometer
g.    Menggambar kurva grafik





D.       Hasil dan Analisis Hasil Pengamatan

1.    Hasil Pengamatan
a.    Pengukuran absorbansi larutan standart
Tabel 2.1Hasil konsentrasi absorbansi larutan standar
X
Y
0
0,000
0,2
0,219
0,4
0,051
0,6
0,040
0,8
0,014
1
0,127
Sumber : Laporan Sementara
b.    Pengukuran absorbansi sampel
Tabel 2.2Pengukuran absorbansi sampel
Sampel
X (Absorbansi)
Susu
0,607
Kedelai
0,274
Sumber : Laporan Sementara
c.    Perubahan warna pada sampel
Tabel 2.3Perubahan warna pada sampel
Sampel
Awal
BSA + reagen D
Reagen E
Susu
Putih
Putih Keruh
Endapan warna hijau
Kedelai
Bening Keruh
Bening
Kehijauan
Sumber : Laporan Sementara
2.    Analisis Hasil Pengamatan
a.    Nilai x pada susu
Diketahui :                              y   = 0,607
                                      a   = 0,028
                                      b   = 4,665
Ditanya : x
Jawab :
                                      y   = a + bx
                               0,607   = 0,028 + 4,665x
                               0,579   = 4,665x
                                      x   = 0,124
b.    Nilai x pada kedelai
Diketahui :                              y   = 0,274
                                      a   = 0,028
                                      b   = 4,665
Ditanya : x
Jawab :
                                      y   = a + bx
                               0,274   = 0,028 + 4,665x
                               0,246   = 4,665x
                                      x   = 0,052
c.    Menentukan besarnya kadar susu
Diketahui :                              x   = 0,124

                Jawab :                                       
d.   Menentukan besarnya kadar kedelai
Diketahui :                              x   = 0,052

                Jawab :                       
Grafik
a.        Grafik sampel




Gambar 1.1. Grafik penembakan susu dan kedelai
b.      Grafik Absorbansi

 
 


Powered by Blogger.

Links

Comment