LAPORAN PENGENALAN EKOSISTEM



PENGENALAN EKOSISTEM
A.    Pendahuluan
1.      Latar Belakang
Ekosistem terrestrial meliputi komponen biotik dan abiotik, faktor-faktor abiotik ini secara garis besar dapat di bagi atas factor fisika dan faktor kimia. Faktor fisika antara lain suhu, kadar air, porositas,  dan tekstur tanah, sedangkan factor kimia antara lain salinitas, PH, kadar organic tanah, dan unsur-unsur mineral tanah.  Sifat fisika tanah merujuk pada perilaku mekanik termal, optik, koloidal, dan hidrologi tanah. Perilaku ini menghadirkan sejumlah parameter yang dapat diamati dan diukur.
Sifat kimia tanah meliputi keasaman dan senyawa organik tanah. Keasaman bersumber dari sejumlah senyawa. Air adalah sumber kecil ion H karena disosiasi molekul H2O lemah. Faktor abiotik lainnya adalah iklim mikro. Iklim mikro adalah variasi iklim pada skala beberapa  kilometer, meter atau bahkan centimeter, biasanya diukur dalam waktu  yang terlalu pendek. Iklim mikro mempengaruhi bentuk permukaan yang meliputi ketinggian, vegetasi, warna tanah, topografi dan temperatur. Adanya pepohonan mempengaruhi struktur tanah dan erosi, sehingga mempengaruhi pengadaan air  dalam tanah. Tajuk pohon dan serasa mencegah jatuhnya air hujan langsung pada permukaan tanah sehingga mencegah erosi, sedangkan humus memperbesar daya serap tanah terhadap air.
Ekologi tanah mempelajari hubungan antara biota  tanah dan lingkungan, serta hubungan antara lingkungan serta biota tanah. Secara berkesinambungan hubungan ini dapat saling menguntungkan satu sama lain, dan dapat pula merugikan satu sama lain. Faktor yang mempengaruhi kualitas tanah pada bagian fisiknya adalah tekstur tanah, bahan organik, agregasi, kapasitas lapang air, drainase, topografi, dan iklim. Sedangkan yang mempengaruhi pada bagian pengolahannya adalah intensitas pengolahan tanah, penambahan organic tanah, pengetesan pH tanah, aktivitas mikrobia dan garam. Tanah sebagai habitat biota tanah sebagai medium alam untuk pertumbuhan dan melakukan aktivitas fisiologinya. Tanah menyediakan nutrisi, air dan sumber karbon yang diperlukan untuk pertumbuhan dan aktivitasnya. Di dalam hal ini, lingkungan tanah seperti factor abiotik (yang meliputi sifat fisik dan kimia tanah) dan factor biotik (adanya biota tanah dengan tanaman tingkat tinggi) ikut berperan dalam menentukan tingkat pertumbuhan dan aktivitas biota tanah tersebut.
2.      Tujuan Praktikum
a.       Menganalisis keharmonisan hubungan antar faktor-faktor penyusun eksositem
b.      Mendiskripsikan fungsi dan penyusun ekosistem
c.       Mengenal tingkat tropic dalam ekosistem

3.      Waktu dan Tempat

Praktikum acara IX Pengenalan Ekosistem dilaksanakan pada hari Minggu, 19 Oktober 2014 pukul 09.45-11.00 WIB di Karang pelem, Jambangan, Sragen.

B.    Tinjauan Pustaka
Ekosistem merupakan bagian dari tingkat organisasi, makhluk hidup mempunyai tingkat organisasi dari tingkat yang paling sederhana sampai tingkat yang paling kompleks. Sebuah ekosistem terdiri atas semua organisme hidup (faktor biotik) dan lingkungan abiotik (udara, tanah, air) yang mengelilinginya serta dapat menompang semua kebutuhan hidupnya sendiri dengan bantuan sinar matahari. Misalnya sebuah hutan, danau, padang rumput, kolam. Dengan bantuan energi matahari, tumbuhan yang berklorofil mampu mengubah senyawa anorganik (CO2 dan H2O) menjadi senyawa organik (C6H12O¬6) melalui fotosintesis (Campbell, 2009).
Ekosistem merupakan kesatuan interdependen dari masyarakat biotik dan lingkungan abiotiknya atau dapat juga dikatakan sebagai interaksi antara populasi dalam suatu komunitas biotik dengan faktor abiotiknya. Batas ekosistem umumnya tidak dapat dipastikan dengan jelas. Ekosistem dapat berawal dari mikrokosmos laboratorium, danau hingga hutan. Para ahli ekologi menganggap keseluruhan biosfer sebagai suatu ekosistem global yang merupakan gabungan seluruh ekosistem yang ada di bumi. Faktor-faktor abiotik yang mempengaruhinya adalah suhu, air, cahaya matahari,  iklim serta tanah dan batuan (Campbell et al, 2004).
Terdapat organisme yang mempunyai kemampuan menyusun bahan organik dalam suatu ekosistem, organisme tersebut dibagi menjadi dua, yaitu organisme autotrof dan organisme heterotrof. Organisme autotrof merupakan organisme yang menghasilkan senyawa organik kompleks (seperti karbohidrat, lemak, dan protein) dari zat-zat sederhana yang ada di sekitarnya, umumnya menggunakan energi dari cahaya (oleh fotosintesis) atau anorganik reaksi kimia (kemosintesis). Semua organisme yang berklorofil termasuk ke dalam organisme autotrof karena mereka dapat melakukan fotosintesis. Contohnya adalah tumbuhan hijau. Organisme heterotrof adalah organisme yang tidak dapat menyusun zat anorganik menjadi zat organik sehingga ia mendapatkan nutrisi dengan cara memakan organisme lain. Berdasarkan jenis makanannya, organisme heterotrof dibedakan menjadi herbivora, kelompok hewan pemakan tumbuhan. Karnivora, kelompok hewan yang memakan hewan lain atau daging. Omnivora, kelompok hewan yang memakan segalanya, baik tumbuhan maupun hewan lain. Scavenger (pemakan bangkai), kelompok hewan yang memakan tubuh hewan lain yang sudah mati, dan detrivor, kelompok hewan yang memakan detritus (Gunawan, 1994).
Mengingat bahwa setiap jenis hayati memiliki fungsi dalam melestarikan ekosistem yang ditempatinya,  maka sudah seyogyanyalah bahwa setiap jenis hayati harus tetap dipertahankan keberadaan dan fungsinya. Namun demikian, di antara sedemikian banyak jenis hayati yang terdapat di bumi ini, beberapa kelompok di antaranya juga ada perubahan lingkungan pendukungnya akan menjadi rawan punah. Kelompok hayati rawan punah tersebut antara lain yang bersifat endemik, migrant, pemangsa puncak, mega herbivore dan berbiak dalam kelompok. Oleh karena itu jenis hayati yang termasuk dalam kelompok rawan punah perlu tetap memiliki habitat dengan luasan yang cukup dalam bentuk kawasan konservasi ( Mittermeier, 1997).
Ekositem adalah suatu system ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik takterpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bias dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi. Ekosistem merupakan penggabungan dari setiap unit biosistem yang melibatkan interaksi timbale balik antara oraganisme dan lingkungan fisik sehingga aliran energy menuju kepada suatu struktur biotic tertentu dan terjadi suatu siklus materi antara organism dan anorganisme. Matahari sebagai sumber dari semua energi yang ada. Dalam ekosistem, organism dalam komunitas berkembang bersama-sama dengan lingkungan fisik sebagai suatu  system. Organisme akan beradaptasi dengan lingkungan fisik untuk keperluan hidup (Prof. Dr. Ir. Soemarno MS, 2010).

C.    Hasil Pengamatan
Tabel 3.1.Hasil Pengamatan Komponen Biotik
Ekosistem
Komponen Biotik
Komponen Abiotik
Luas Lahan
Darat 1
1.    Individu
·   Ulat
·   Burung
·   Nyamuk
·   Belalang
·         Tanah
·         Angin
·         Suhu
·         Sinar matahari
·         Kelembaban
·         Udara
·         Batu
·         Air
·         Iklim
·         Oksigen

20.70 HA
Perkebunan Karet (Homogen)
2.    Populasi
·      Semut
3.    Komunitas
·      Rumput
·      Pohon Karet
·       Hewan
Darat 2
1.    Individu
·      Petani
·      Burung
·      Belalang
·      Kupu-kupu
·      Kambing
·         Tanah
·         Angin
·         Suhu
·         Sinarmatahari
·         Kelembaban
·         Udara
·         Batu
·         Air
·         Iklim
·         Oksigen

1500m2
Tegalan (Heterogen)
2.    Populasi
·      Semut
3.    Komunitas
·      Tanaman Jagung
·      Padi
·      Cabai
Sumber :Laporan Sementara

Tabel 3.2.Hasil Pengamatan Keliling Tanaman dan Jarak Tanaman
Ekosistem
Nama Tanaman
Keliling Batang
Jarak Tanaman
Darat 1
Pohon Karet
20cm-25cm
2m-3,5m
Tegalan (Homogen)
Darat 2
1.      Jagung
2.      Lombok
3.      Padi
1.      5cm
2.      0.5cm-1cm
1.      1m-2.5m
2.      10cm
Tegalan (Heterogen)
Sumber :Laporan Sementara

Gambar 1. Perkebunan Karet

Gambar 2. Tegalan Heterogen

D.    Pembahasan
1. Ekosistem Darat Berupa Kebun Karet
Perkebunan karet yang berada di daerah desa Karang Pelem Sragen,  merupakan salah satu ekosistem yang kami pilih, ekosistem tersebut merupakan ekosistem buatan manusia atau tidak terbentuk secara alami. Dalam ekosistem tersebut termasuk jenis homogen, karena hamper seluruh tanaman yang berada disana adalah pohon karet. Didalam ekosistem ini terdapat komponen biotic seperti manusia, semut, nyamuk, burung, ulat, belalang, rumput, pohon karet, sedangkan komponen abiotiknya seperti batu, tanah, suhu, iklim, air, sinar matahari,  Pohon ini berfungsi untuk menghasilkan makanan berupa dedaunan untuk para serangga, berfungsi juga sebagai penghasil oksigen karena pohon karet juga mengalami fotosintesis, yang semua itu untuk menjaga kelangsungan ekosistem yang berada disekitarnya. Oksigen yang digunakan komponen biotic untuk bernafas, dedaunan yang digunakan untuk makanan hewan/serangga. Dapat disimpulkan bahwa pada ekosistem darat selalu terjadi interaksi antar factor biotic dan abiotik. Komponen abiotik seperti air, oksigen, cahaya matahari, dan tanah sangat menunjang kelangsungan hidup komponen biotik yang ada akan terjadi keseimbangan ekosistem.
 2. Ekosistem Darat Berupa Tegalan
Tegalan adalah suatu daerah dengan lahan kering yang bergantung pada pengairan air hujan, ditanami tanaman musiman atau tahunan dan terpisah dari lingkungan dalam sekitar rumah. Lahan tegalan tanahnya sulit untuk dibuat pengairan irigasi karena permukaan yang tidak rata. Pada saat musim kemarau lahan tegalan akan kering dan sulit untuk ditumbuhi tanaman pertanian. Tegalan termasuk kedalam ekosistem buatan karena heterogenitasnya yang tidak terlalu tinggi. Perkebunan karet juga merupakan ekosistem buatan yang dimana ada hubungan timbal balik antara makhluk hidup di sekitar tempat perkebunan karet tersebut.


E.     Kesimpulan
1.      Faktor biotik pada suatu ekosistem dapat diamati secara langsung menggunakan panca indera dengan mengestimasi hasil
2.      Penggunaan alat-alat pengukuran faktor biotik dan abiotik memiliki spesifikasi tersendiri sesuai dengan kegunaan alat dan setiap penggunaan alat dimulai dengan mengkalibrasi terlebih dahulu alat tersebut.
3.      Ekosistem tegalan, ekosistem kebun karet termasuk ke dalam ekosistem semi alami.
4.      Ekosistem kebun karet memiliki keanekaragaman tanaman paling rendahkarena yang bersifat homogen dengan dominasi pohon karet dan sedikitnyabiota yang hidup di dalamnya.
5.      Faktor-faktor yang mempengaruhi keadaan suatu ekosistem adalah :

Ekositem adalah suatu system ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik tak terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Tegalan adalah suatu daerah dengan lahan kering yang bergantung pada pengairan air hujan, ditanami tanaman musiman. Lahan tegalan tanahnya sulit untuk dibuat pengairan irigasi karena permukaan yang tidak rata. Pada saat musim kemarau lahan tegalan akan kering dan sulit untuk ditanami. Tegalan termasuk kedalam ekosistem buatan yang banyak jenis tanaman yang terdapat didalamnya maka disebut heterogen. Perkebunan karet juga merupakan ekosistem buatan yang dimana disana hamper seluruh pohon karet dan ada hubungan timbale balik antara makhluk hidup di sekitar tempat perkebunan karet tersebut.


F.    DaftarPustaka
Campbel, Neil A.2009.BiologiJilidIII.Erlangga: Jakarta
Campbell, N.A., J.B. Reece dan L.G. Mitchell. 2004. Biologi. Penerjemah WasmenManalu. Erlangga. Jakarta
Gunawan, Asim. IlmuPengetahuanPopulerJilid 4. Jakarta: Pb. ItnerMasa.
Mittermeier, RA. & CG. Mittermeier. 1997. Megadiversity (Earth Biologicaly Weatlhiest Nations). Canada: Quebecor Printing Inc. Cimex. 501 hal.
Prof. Dr. Ir. Soemarno MS, 2010.http://marno.lecture.ub.ac.id Di aksespadahariSelasa, 28 Oktober 2014 pukul 22:30 WIB.

Powered by Blogger.

Links

Comment